Chocolate


Part of Bingo Challenge

Wonhosh soulmate!AU

Wonwoo as Silvery Hanggara Soonyoung as Azure Lazuardi Junhui as Jingga Alfasena


.

.

Silvery membawa nampan berisi dua cangkir kopi, dua piring kue, dan satu kotak coklat dengan hati-hati.

“Mau kemane lo?” Jingga menghadangnya di tengah jalan menuju gazebo yang berada di belakang halaman Moon Café.

“Nyusul Zura bentar,” jawabnya tanpa menghentikan langkah.

.

.

Ia letakkan perlahan nampan yang ia bawa, menemukan Azure yang duduk, menekuk lutut.

Hey,” Silvery mendekatinya, “yang tadi mau diomongin?”

Azure mendongak, “beda ya, Ilve. Yang aku kasih ke kamu sama Jingga beda. Harusnya aku sekalian ngga ngasih, Ilve ngga bakal buang kan? Jingga mau banting coklat yang aku kasih ya, Ilve.”

Silvery mengerjab, meraba apa yang dirasakan oleh Azure, “no, we will eat it deliciously, Zura. No one gonna throw it away, apalagi sampai dibanting, engga, Zura.”

Azure mendekat, “boleh minta peluk?”

Silvery terperanjat, ia tengok kanan dan kiri.

“Kalau engga boleh, engga apa-apa kok.” Azure diam di tempatnya.

Silvery tersenyum, merentangkan tangan, menyambut Azure dalam pelukan, “something happened in the past, Zura?” Silvery mengelus kepala Azure yang bersandar di pundaknya.

Yes, I won't remember it, but it's keep coming. When everything i gave to my father are all throwed away.”

Kini Silvery elus pundak milik Azure, “dengan Zura ngasih kita gift tuh, kita udah seneng banget, Zura. We really mean it. Aku sama Jingga juga bisa sharing kok. Dan untuk bagian yang beda, that's really okay, kamu baru kenalan secara resmi hari ini kan? Ini termasuk pencapaian besar, soalnya biasanya Jingga buat samsak tinju kenalan-kenalan aku dulu.”

“Hah? Kenapa?” Azure melepaskan pelukan mereka, kini beralih duduk berdampingan, dengan bergandengan tangan.

“Salah paham. Dikiranya aku sama Jingga ada apa-apa, padahal kita saudara tiri. Makanya aku bersyukur kamu tanya duluan siapa Jingga.”

“Gitu? Berarti Ilve juga udah coba sama orang lain ya?” jemari Azure memainkan gandengan tangan mereka.

“Iya, tapi ngga ada yang berhasil. Mungkin karena memang aku juga menunggu soulmate.” senyum kecil Silvery, terproyeksi sama dengan Azure.

“Gitu ya?”

“Iya, Zura...”

“Ilve?”

“Hm?”

Azure menatapnya teduh, “Work it together yuk? Ilve mau jadi pacar aku ngga?”

Silvery terbatuk hebat.

Azure memberinya air dalam botol minum yang selalu ia bawa, “maaf, kaget ya.”

No, engga Zura. Harusnya aku yang minta kamu jadi pacar aku.”

“Ih aku duluaann, aku yang menang, Ilve. Jadi sekarang kita ke tahap pacaran, boleh kan?”

“Ini apa, astaga.”

Kemudian Azure mengecup pelan tangan Silvery yang masih dalam gandengannya, “hehe, pacar.”

.

.

.

“Lho, kok Ilve kabur?”

.

.

“Muka Silvery merah banget kenapa, Azure?” Jingga menghampiri Azure yang masih duduk di gazebo. Menghabiskan kopinya.

“Hehe, aku nembak Silvery, Jingga.”

“Hah? Ya ampun, pantesaann.”

“Jingga.”

“Ya, Azure?”

“Aku mau minta maaf, karena coklat yang aku kasih beda sama punya Ilve. Makasih juga mau nerima gift aku yang engga seberapa.” Azure menunduk.

“Heeeyy, harusnya aku yang makasih, Azure. Soalnya ini pertama kalinya pacar Silvery ngasih aku sesuatu, haha.”

“Gitu ya?”

“Iyaaaa, jangan ngerasa bersalah okey? Paling nanti aku nyemilin punya Silvery juga. Dan Azure, makasih yaaa udah nunggu Silvery. Kalian pasti udah melewati masa abu-abu yang panjang. Sekarang udah mulai berwarna kan ya, Azure? Aku minta tolong kalian buat bareng-bareng ya?”

Azure terdiam sejenak, “iya, Jingga. Aku mau kok bareng-bareng sama Ilve.”

Good then. Karena udah jadi anak baik, aku mau kasih ini buat Azure.”

What's this?”

“Nanti buka di rumah ya, sama Silvery bilang Azure punya adik yaa, nanti dibagi sama adiknya Azure, okay?”

Azure menerimanya, “makasih, Jingga.”

.

.

.

.

@coffielicious