Forehead Ribbon
- Some heads up
Diambil dari latar MDZS, bagi yang kurang familiar tolong tanyakan saja, dan mungkin lebih baik mengerti dulu dunia MDZS
Han Seungwoo as Han ShengYu Cho Seungyoun as Chao ChengYan
.
.
“Yo! Han ShengYu!”
ShengYu menoleh pada asal suara, menemukan lelaki yang lumayan tinggi berjubah ungu khas keluarga Jiang. Berdiri gagah menggenggam pedang coklat berlapis oranye di tangan kanannya.
ShengYu tak menggubris hanya mendengus sedikit, masih berjalan tegap di belakang Lan WangJi dan suaminya, Wei WuXian.
“Yo! Chao ChengYan!” Itu Wei WuXian, menghampiri ChengYan, sedang bermain dengan rumput yang tadi iseng ditebasnya.
ChengYan membungkuk, memberi hormat, “Wei Gongzi, Lan Er Gongzi.”
Wei WuXian menepuk-nepuk punggungnya, “Bersama siapa kemari?”
“Umm, JinLing dan Sandu ShengShou.”
“Ah, di mana Jiang Cheng?”
“Sudah berjalan lebih dulu, Gongzi.”
Wei WuXian mengangguk, “Mencari ShengYu mu?”
“Hm? Bukan ShengYu saya, kok. Kami teman.”
“Ah~ aku dan Lan Zhan juga dulu teman, iya kan, Lan Zhan.” Menyikut bahu suaminya.
“Mn.” Lan WangJi masih berdiri di sana, memimpin barisan murid-murid keluarga Lan yang sudah bersiap berburu malam. “Ayo.”
“Nah, ChengYan ikut bersama kami saja.”
“Oh boleh?” Netranya berbinar cerah.
Wei WuXian menoleh pada Lan WangJi yang dihadiahi anggukan samar.
“Tentu! Berjalanlah bersama ShengYu.”
“Terima kasih, Gongzi!”
Seungyoun menempatkan diri, penampilannya terlihat mencolok dengan warna ungu, berbanding terbalik dengan warna putih dan biru bermotif awan pada jubah keluarga Lan.
.
.
Ngomong-ngomong tentang pasangan WangXian, ChengYan sudah mendengar dari banyak orang. Tentang pembantaian Bu Ye Tian, tentang Yin Hufu, dan juga tentang kisah cinta mereka yang menarik. ChengYan selalu menaruh hormat pada pasangan kultivasi itu. Lagi pula, Wei WuXian masih termasuk paman seperguruannya.
ChengYan adalah salah satu murid undangan keluarga Jiang, ia dulu berkultivasi mandiri, namun setelah satu malam ia berhasil memburu hantu ganas di Gunung Dafan, namanya menjadi lebih terkenal.
Jiang WanYin, selaku kepala Keluarga Jiang menemuinya dan merekrutnya menjadi murid. Cheng Yan memikirkannya beberapa kali. Dan pada akhirnya ia menerimanya.
Mempelajari banyak hal dari keluarga Jiang bersama murid rekrutan lain setiap hari.
Terkadang jika Jin Ling sedang berkunjung, ia akan menemani Jin Ling berkeliling. Umurnya yang tidak berbeda jauh, membuatnya sedikit banyak dekat dengan kepala keluarga Jin saat ini.
.
.
“Apa yang kau lakukan di sana, Chao ChengYan!”
Gertakan itu membuat ChengYan keluar dari barisan keluarga Lan.
“Hanya agar ada teman kemari, Gongzi.”
Jiang WanYin masih memandang sinis. Menelisik keluarga Lan dengan ujung matanya.
“Temani JinLing kemudian antarkan ke Lan Ling.”
“Ya, Gongzi.”
ChengYan membungkuk, pamit. Sebelum ia beranjak melangkah, “Yo! Han ShengYu sampai jumpa lagiii!” Melambaikan tangannya heboh, membuat beberapa murid keluarga Lan menahan tawa.
Jiang WanYin melotot, “Chao ChengYan!”
“Hehe,” ChengYan hanya menyengir hingga matanya menyipit. Kemudian benar-benar pergi.
“Untuk apa kemari?” Jiang Cheng mengedikkan dagunya pada Wei Wuxian.
“Berburu malam tentunya.” Wei WuXian mengaitkan tangan kanannya pada lengan kiri milik Lan Wangji. Tak luput dari pengelihatan Jiang Cheng dan beberapa murid di sana.
Jiang Cheng hanya mendengus.
“Kau pintar merekrut murid, Jiang Cheng. Lihat! Bukankah Chao ChengYan begitu berbakat? Oh bahkan hampir menyalip Han ShengYu, benar?”
Wei Wuxian melirik ShengYu yang menunduk di belakangnya.
“Lucu sekali dia ini. Lan Zhan, apa boleh Chao ChengYan diangkat menjadi anak kita bersama SiZhui?”
Lan Wangji melirik pelan, “Kau mau?”
“Mau!”
“Tanya pada Han ShengYu, mau menikahinya atau tidak.”
“Saya masih terlalu muda, Lan Er Gongzi.” ShengYu berucap sopan.
“Enak saja, mau diapakan muridku?” Jiang WanYin mengibaskan jubahnya kemudian bertolak pergi.
“Dia memang tidak berubah.” Wei WuXian mengeratkan kaitan tangan mereka dan beranjak ke arah yang berlawanan.
“Oh ShengYu, bulan depan ada perburuan bersama di Yunmeng, pilihlah beberapa murid bersama SiZhui dan persiapkan mereka dengan baik.”
“Ya, Gongzi.”
.
.
Perburuan bersama, berarti berburu malam dengan banyak murid dari banyak keluarga. Melalui undangan dan juga jalur pribadi.
Sudah banyak kultivator yang berdatangan bersiap menuju lapangan Yunmeng.
Lapangan Yunmeng memang sudah diperluas sejak renovasi setelah serangan dari Wen Clan, jadi bisa menampung seluruh kultivator yang hadir di perburuan malam bersama ini.
ShengYu berjalan beriringan dengan SiZhui, di belakang mereka murid-murid keluarga Lan mengikuti.
“ShengYu.”
“Ya, SiZhui?”
“Benarkan ikat kepalamu.”
Sheng Yu terburu berbalik mengikat pita kepala miliknya dengan benar.
Pita kepala yang sangat berarti, tidak boleh disentuh orang lain kecuali orang tua, anak, dan pasangan.
Awalnya ShengYu merasa risih dengan pita di kepalanya, namun seiring berjalannya waktu dan semakin meningkatnya kekuatan spiritualnya ia terbiasa dengan pita kepala yang juga memiliki magic ini.
Yunmeng masih selalu indah dengan bantaran sungai luas, pasar terapung, dan kolam teratai.
Berbicara mengenai Yunmeng, ada satu murid yang terang-terangan selalu sok kenal padanya. Mereka hanya pernah menangkap monster bersama kok, dan ChengYan yang menolongnya. Setelah itu hanya beberapa kali bertemu. Namun, tetap saja, Chao ChengYan akan memanggilnya dengan lantang meski di kerumunan.
Jika ada Lan Er Gongzi mungkin akan dikatai 'Tidak tahu malu.'
Ugh- tapi kan benar juga. Di kerumunan, melambaikan tangan tinggi-tinggi hanya untuk menyapa seseorang namun tidak digubris. Tetap tidak berlaku pada murid berbakat bernama Chao ChengYan.
Dan di sanalah ia, berlari heboh menuju barisan keluarga Lan.
“Lan Si Zhui Gongzi.” Membungkuk memberi hormat dan menepuk lengan atas ShengYu keras-keras, “Yo! Han ShengYu!”
ShengYu hanya melotot kemudian beralih ke sebelah kiri Si Zhui.
“Apakah sudah akan dimulai, ChengYan Gongzi?” Si Zhui bertanya sopan.
“Mungkin sebentar lagi.” Ia tersenyum, seperti ikan pari.
“Oh, apakah kalian kuat minum? Dulu Wei Gongzi pernah membuat resep untuk arak daun teratai, nanti akan kuberikan pada kalian!” Ia berbicara menggebu-gebu.
Si Zhui tersenyum, “Kami sebenarnya kuat minum ChengYan Gongzi, hanya jika nanti tidak ada pemimpin keluarga kami.”
“Ah, benar juga. Gusu dan tiga ribu aturannya, atau sekarang empat ribu?”
“Hampir, Gongzi.”
“Wah wah wah, apa kalian tidak pusing dengan peraturan sebanyak itu?”
“Pusing untukmu yang suka melanggar.”
“Yohoo, Han ShengYu! Akhirnya kau meresponku.”
ShengYu menahan dengusannya, memilih mengajak Si Zhui untuk menuju lapangan utama.
.
.
Perburuan kali ini diawali dengan memanah, Si Zhui bilang jika ini hampir sama dengan perburuan di Gunung Baifeng bertahun-tahun lalu. Ketika Wei Gongzi mulai menapaki jalur kultivasinya, jalur kultivasi yang bisa dibilang singkat namun berbahaya. Juga menakjubkan disaat yang bersamaan.
.
.
ChengYan menyiapkan alat panahnya mamposisikan diri membidik tepat pada pusatnya.
Sebelum melangkah pada titik bidik, ia melewati ShengYu yang masih berdiri tegap dengan tangannya tersampir di punggung. ShengYu termasuk murid yang berbakat. Diam-diam ChengYan sering memperhatikannya ketika mereka kebetulan berburu malam bersamaan.
Jika urutan murid berbakat terdahulu yang pertama adalah Lan XiChen, Lan WangJi, Jin ZiXuan, Wei WuXian, dan disusul Jiang WangYin.
Maka posisi pertama sekarang adalah milik Lan Si Zhui, diikuti Han ShengYu, kemudian Chao ChengYan.
Sementara Ouyang Yi Zhen masih bertahan di posisi ke empat.
Han Sheng Yu pernah menunjukkan kebolehannya memanah saat musim dingin di sebelah Kota Yi beberapa tahun lalu. Membuatnya direkrut menjadi murid bagian keluarga Lan.
ChengYan menggeleng pelan, mengenyahkan ShengYu dari benaknya. Memilih fokus pada anak panahnya yang siap melesat.
Dan, tepat. Anak panah itu tepat menempatkan diri di pusat lingkaran, disusul tepuk tangan para kultivator.
ChengYan tersenyum puas, ketika berjalan kembali ke barisannya, tak lupa mengerlingkan matanya pada Han ShengYu yang dibalas putaran bola mata.
SiZhui tergelak lirih. “Kalian seperti Wei Gongzi dan Lan Er Gongzi.”
“Maksudmu apa, Si Zhui?”
“Kurasa kalian berjodoh.”
“Ya! Aku tidak mau!”
“Oh, sepertinya kau masih menyimpan giok keluarga Jiang yang ChengYan berikan padamu.”
“Sangat berguna, jadi kusimpan.”
Si Zhui menggeleng maklum. Memilih memimpin barisannya untuk mulai memasuki hutan yang tak jauh dari lapangan Yunmeng.
Mereka berpencar, memburu hantu, menuntunnya memasuki jaring yang sudah dipasang sebelumnya.
ShengYu terpisah dari SiZhui, tak sengaja bertemu pasangan WangXian yang ugh- sedang berciuman. ShengYu menyingkir tahu diri. Dan sekarang ia malah bertemu dengan ChengYan yang sedang mengayunkan pedangnya, membiarkan alat panahnya tergendong apik di punggungnya.
“Wah lihat ada ShengYu. Sendirian?”
“Seperti yang kau lihat.”
“Mau berjalan bersama?”
ShengYu meneleng heran, “Tidak biasanya kau bertanya lebih dulu.”
“Hei! Hanya berusaha sopan.”
ShengYu mengangguk membiarkan ChengYan berjalan di sampingnya.
Sekelebat hantu lewat dan dengan cepat mereka menghunuskan pedang.
ChengYan tersenyum, “Makin bagus saja permainan pedangmu ShengYu.”
“Memangnya kau pernah melihatku bermain pedang?”
“Bukankah kita sering kebetulan bsrburu malam bersama?”
“Hei, kau yang mengikutiku.”
“Fitnah apa itu ShengYu. Lihat! Pita dahimu miring!” ChengYan menunjuk dahi ShengYu dan menjauh.
“Ya! Chao ChengYan!” ShengYu setengah berteriak, menyadari bahwa pita dahinya baik-baik saja. Memilih meneruskan perburuan sebelum kembali ke lapangan Yunmeng.
.
.
.
Perburuan malam telah usai. Kini para kultivator duduk bersila sembari melepas lelah. Di hadapan mereka ada meja yang sudah tersaji kudapan untuk makan siang.
ShengYu membenahi jubah depannya, menempatkan pedang di sebelah kanan meja, mendengarkan pengumunan siapa yang paling banyak memburu hantu.
Setelahnya perjamuan arak, keluarga Lan memang tidak diperbolehkan meminum arak, jika itu di Gusu. Tetapi, ketika mereka diperbolehkan saat menghadiri perjamuan seperti ini.
ChengYan menghampirinya, “Mau bersulang?”
ShengYu mengedarkan pandangannya, beberapa kultivator memperhatikannya.
ShengYu mengambil gelas dan bersulang dengan ChengYan.
“Sebentar...”
ShengYu hampir mengelak ketika tangan ChengYan terulur ke pundaknya, namun elakan itu malah membuat hal yang tidak diduga terjadi.
ChengYan tidak sengaja menarik pita dahi milik ShengYu!
ShengYu membelalakkan matanya. ChengYan menoleh kebingungan, tangan kirinya masih memegang gelas arak, dan tangan kanannya ada pita dahi bermotif awan berwarna putih kebiruan yang menjuntai halus.
Semua anggota keluarga Lan serentak berdiri.
Wei WuXian menyanggga kepalanya di atas meja dan tertawa kecil, “Wah Jiang Cheng sepertinya kau harus bersiap dengan pesta pernikahan.”
ChengYan masih berdiri, celingukan, clueless. “Ada apa?”
ShengYu menghampirinya dengan langkah tegas, mengambil pita dahi dari tangannya dengan gertakan.
“ShengYu, siapa yang akan menentukan tanggalnya?”
ShengYu berdiri di ambang pintu, terdiam ketika Wei WuXian menanyainya.
“Biar ChengYan saja.” Dan ia berlalu sembari membenahi pita dahinya dengan benar.
“Ada apa?” ChengYan menghampiri Si Zhui, mengerjabkan matanya cepat.
“Ugh, kau menarik pita dahi milih ShengYu, jadi kau harus menikahinya.”
“APA?”
.
.
.
Dan di sinilah ChengYan, mengenakan jubah pernikahan berwarna merah, didandani sedemikian rupa, melihat teman seperguruannya di kejauhan dan Jiang WanYin dengan memelas.
“Kau ceroboh sekali, dan lagi-lagi kita harus berbesan dengan keluarga Lan. Terserahmu saja ChengYan, kau tetap harus bertanggung jawab karena menarik pita dahi milik ShengYu.”
“Tapi Zhong Zu, bukankah aku masih terlalu muda? Dan mana ada peraturan seperti itu?” ChengYan merajuk.
“Kau sudah hampir seperempat abad, ingat? Dan peraturan itu ada di Gusu.”
“Nah! Bukankah kita di Yunmeng?”
“Chao ChengYan.” Jiang WangYin menekan suaranya, terdengar mengancam.
ChengYan menunduk, “Bagaimana jika ShengYu menyiksaku? Bagaimana jiga ShengYu mengumpankanku pada XuanWu pembantai? Bagaimana- umff.”
ShengYu berjalan memasuki ruangan, menunduk dan memberi hormat pada Jiang WanYin.
Jiang WanYin hanya tertawa ketika Chao ChengYan terdiam karena mantra pembungkam.
“Terima kasih telah repot-repot mengurusi pernikahan kami, Jiang Zhong Zu.”
“Ck, aku masih tidak habis pikir dengan peraturan konyol dari keluarga Lan. Tapi ya sudahlah, biar ChengYan bertanggung jawab.”
ChengYan menggeleng keras, mencoba membuka mulutnya namun tidak bisa.
.
.
Mantra pembungkam terlepas ketika mereka hampir bersujud.
ShengYu menggenggam jemari ChengYan, menuntunnya untuk bersujud untuk langit, leluhur, dan terakhir sujud sepasang suami.
ChengYan memperhatikan ShengYu yang tersenyum lembut, membawanya ke dalam dekap dan satu kecup ia semat.
Dan ya, ia resmi menjadi suami dari Han ShengYu.
.
.
.
ChengYan memandang langit-langit Lan Shi saksama, menyangga kepalanya dengan lipatan tangan miliknya, kemudian beralih berbaring miring. Menemukan ShengYu yang memandangnya.
“Mengapa ada peraturan untuk menikah dengan orang yang menarik pita dahi?”
“Entah, kau tau aku hanya murid rekrutan.”
“Dan sudah menjadi bagian dari keluarga Lan. Sejak kapan kau menyukaiku?”
ShengYu tersenyum miring, “Percaya diri sekali, ChengYan.”
“Ya!” ChengYan memukul brutal lengan ShengYu.
ShengYu menangkap tangannya dengan lugas, wow kekuatan tangan keluarga Lan yang terkenal kini ChengYan rasakan.
“Berapa lama kau melakukan handstand setiap hari?”
“Beberapa jam.” ShengYu melepaskan tangan ChengYan, beralih menggenggamnya. “Sejak kau memberiku giok Jiang yang kau buat sendiri.”
“Wah! Sudah beberapa tahun lalu! Mengapa tidak mengajaku berpacaran?”
“Untuk apa? Mimpiku menikah dengan indah seperti WangXian, dan kini sudah terwujud.”
“Seperti WangXian? KAU MENGHARAPKANKU MENINGGAL?”
ShengYu menutup mulut ChengYan dengan tangannya, “Ssttt, tidak juga. Aku berharap kau yang mendatangiku, dan entah mengapa harapanku terkabul.”
“Wow, aku tidak tahu mau berkata apa. Kau tidak tidur? Ini sudah pukul sembilan.”
“Aku ingin memakan sesuatu.”
“Kau lapar? Memang masih ada makanan? Atau kau ingin kumasakkan?”
“Tidak, aku ingin memakanmu.”
ShengYu beranjak, beralih menindih ChengYan, menelisik netranya dan semakin merendahkan diri. Memakan apa yang menjadi santapannya di malam pertama mereka ini.
.
.
.
─
ShengYu menggenggam pedangnya, kepalanya berputar hingga mendengar suara gemerisik giok di telinga kanannya. Perlahan netra berpendarnya kini fokus, kepalanya berangsur membaik.
“Tidak seharusnya kau berburu malam sendirian.”
Lelaki itu mengambil tangannya yang kosong, meletakkan giok ungu berbentuk teratai dengan sembilan kelopak di atasnya.
“Itu kubuat sendiri, bawalah!”
ShengYu menggenggamnya, “Terima kasih.”
Lelaki di hadapannya tersenyum kemudian berlalu. Menyisakan ShengYu yang kepalanya kembali berputar karena senyum seperti ikan pari yang masih membekas di benaknya.
─
.
.
.
.
@coffielicious