Moles

.

.

HeeHoon Canon ft. Jungwon I-Land setting

.

.

Langit sudah gelap ketika mereka kembali ke I-Land.

Hari ini, Heeseung, Jungwon, dan Sunghoon mendapat hari bebas yang dipergunakan mereka untuk berjalan-jalan dan mencoba banyak hal. Termasuk bertemu teman lama Sunghoon, ice skating.

.

.

Berjalan pelan menjauhi mobil setelah mengoleskan lotion nyamuk di lengan mereka.

“Jungwonnie, bebersih duluan yaaa, biar cepet istirahat,” sambil mengusap belakang kepala Jungwon, Heesung tersenyum.

“Hadiahnya ngga sekalian dibagiian, Kak?”

“Nanti biar Kakak sama Sunghoonie yang ngasih, kayanya udah pada tidur juga.”

“Ngga papa?” kali ini bertanya pada kakaknya yang ke-dua.

Sunghoon tersenyum, “ya engga apa-apa, biar kamu ngga kelamaan nungguin kita mandi.

Okay.”

.

.

.

Setelah memastikan rambut basahnya kering, handuknya ia masukkan ke dalam ranjang pakaian kotor, kemudian beranjak keluar kamar mandi.

Kamar ungu kini temaram, dengan membiarkan pintunya terbuka.

Heeseung melangkah perlahan, mencapai ranjangnya yang kini sudah terisi seonggok manusia berbaring di atasnya.

Ia tersenyum, menoleh perlahan pada Jungwon yang terlelap damai di bawah selimutnya.

Heeseung merebahkan diri perlahan, menyusupkan lengan dan mencari pinggang lain untuk ia letakkan tangan.

“Udah mandi?” suaranya serak, menahan kantuk. Netranya hampir padam, namun ia paksakan tubuhnya berbalik, membiarkan kepalanya kini berbantalkan alas yang ditawarkan.

“Udah...”

“Hmmm, baunya beda ya, tapi masih kamu.”

Kali ini tangannya menarik selimut untuk menutupi mereka berdua.

Sunghoon siaga, “mau ngapaaiinnn?!?!?” pelototannya, lucu sekali. Yang kemudian berusaha terbiasa dengan cahaya kian remang yang ada.

“Ngga ada,” jemarinya menelusur, mencolek ujung hidung lelaki dalam dekapnya, beralih pada titik-titik cantik yang menghias rupa sempurnanya.

Memajukan wajahnya sendiri, perlahan, ia kecup masing-masing tanda lahir yang membentuk konstelasi itu dengan sayang.

Love...” titik cantik di pelipisnya bertemu dengan bibir vermilion milik yang lainnya, “we will fight for this,” kali ini, di pipi tempat lesung pipitnya berada, “for you, for me, for us, until the last,” kedua kelopak mata, dan pangkal hidung yang dikecup lama.

Love you, Hoonie. I can't promise anything, but i will stay beside you.“

Sunghoon tidak menjawab, hanya memajukan wajah, memasrahkan bibirnya menemukan ujung lembut bibir di hadapannya, “good night, My Beautiful Soul. And too, i love you.”

.

.

.

-kkeut