Nothing Much ─

.

Seungzz Short AU

.

Hi!”

Netra mereka bersibobrok, mengecilkan seluruh visual yang berada di sekitarnya, kecuali seseorang yang berdiri menjulang di hadapannya. Matanya mendongak, memilih melihat bahunya, “Oh hi. How're you?”

Dengan anggun ia menyeret kursi kemudian mendudukinya. “I'm fine, like always. How was China?”

“Cantik, selalu seperti itu. Apa yang kau kerjakan akhir-akhir ini?” Menyeret buku-buku di atas meja yang terserak.

“Hanya bekerja seperti biasa. Kau?”

“Um... bekerja juga, kebetulan temanku sedang butuh bantuan. Jadi aku membantunya beberapa.” Menutup laptopnya setelah memastikan tershutdown dengan baik.

Good luck, then.”

Kemudian hening.

Anyway, Seungwoo... You, ugh.... your fiance is beautiful. Bagaimana kalian bertemu?” Memainkan gagang cangkir kopinya.

It's classic, kami sering bertemu di cafe tempat aku menghabiskan waktu.”

Sejenak, terinterupsi oleh waiter yang mengantarkan pesanan Seungwoo.

That's cute. He's good... like really really good.” Menyesap americano yang masih setengah. Menegak kepahitan yang semakin terasa.

Yes, he is.”

Good luck too, then. Dan ini final schedule untuk rencana pernikahan kalian. Jangan segan menghubungiku ketika bentrok atau ada yang perlu dibenahi. Aku akan mengangkatnya secepat yang aku bisa.” Menyerahkan print out kalender hvs berwarna warni, seperti dibubuhi berbagai macam notes.

“Hm, thank you.” Menelitinya beberapa.

“Tidak perlu berterima kasih, itu pekerjaanku. Mungkin hanya itu saja, terima kasih sudah datang, Seungwoo. Karena aku ada pekerjaan lain, jadi sepertinya sampai di sini dulu... sampai jumpa.”

“Hm, aku masih menunggu tunanganku, sampai jumpa juga Seungyoun.”

Sebelah hatinya tercubit, bukan Seungyounnie, bukan Younnie, tetapi Seungyoun. Dan ia menunggu tunangannya.

Seungyoun berdiri setelah menata barang bawaannya. Mencuri satu tatap sebelum benar-benar melangkah pergi.

Seungyoun baru saja akan membuka pintu mobilnya sebelum lengannya tertahan dengan jemari yang terlihat pucat dan dengan tepat melingkari pergelangannya, sempurna.

“Maaf, notes milikmu tertinggal.”

“Oh, terima kasih. Sampai nanti.”

“Sampai nanti.” Jemarinya kosong, tanpa lengan kecil yang tadi sempat ia lingkari.

Netranya mengering, mengerjab seolah mengembalikan diri pada kenyataan.

They're just an ex, right?

Nothing much.

.

.

.

@coffielicious