Propose

.

.

Prompt : Seungyoun returning the engagement ring they got for Seungwoo to the jeweller. Not because Seungwoo said no, but because Seungwoo had worked up courage to propose before Seungyoun did.

.

non baku conversation. kissing. happy ending. i consider this will be fluff, i swear. slight// Soonwoo

.

.

Pertengahan hari Senin, dan masih terasa begitu lama. Jam kerjanya seakan lamban sekali berdetak. Seungyoun kembali menyesap kopi yang disiapkan karyawannya di atas mejanya. menggeleng berkali-kali, mencoba mengembalikan fokus yang sempat terbengkalai. kemudian menepuk-nepuk kedua pipinya.

Kali ini, ia kembalikan pada pekerjaannya, hingga denting ponsel menginterupsi, alarm makan siang.

Ia ada janji makan siang dengan seorang teman, sekalian membawa oleh-oleh natal, katanya. Jadi, Seungyoun mengiyakan.

Berkemas sebentar untuk kemudian bertolak ke rumah makan yang sudah mereka setujui.

.

.

.

“Eh Youn! Ntar sore pulang jam berapa?” Laki-laki, pemilik kelopak mata berbentuk segaris, yang akan menunjukkan pukul 10.10 ketika tersenyum, menanyainya dengan antusias.

“Jam 5, kan ngga lembur. Jadi ya pulang jam segitu, kenapa Soonyoungie?”

Yang dipanggil Soonyoungie nyengir, “temenin ke mall bentar yaaaaa, mau beli kado buat adek ipar gueeee.”

Alis Seungyoun naik, “ngga sama Wonwoo?”

“Wonwoonya lembur, perlu kadonya lusa soalnya, mau yaaa, Younnieeeee,” lengannya mengguncang Seungyoun.

“Iya, nanti aku izin Kak Seungwoo deh ya.”

“Yeaaayyy!!!”

Seungyoun dan Soonyoung berteman sejak mereka di sekolah tinggi, berawal dari klub yang sama dengan chemistry yang juga menyertai, mereka menjadi dekat, hingga saat ini.

.

.

.

Tidak ada yang aneh awalnya, Seungyoun dan Soonyoung memutari mall dan membeli kado, sesuai dengan rencana mereka.

Namun, kalo boleh Seungyoun bilang, 'he smells something fishy', okay, tidak seasin itu, hanya heran saja.

Soonyoung yang pamit sebentar, namun tidak kunjung kembali, meninggalkannya di bangku luar, dengan banyak orang berlalu lalang.

Matahari hampir tenggelam ketika Seungyoun menemukan Soonyoung yang menepuk tangannya dua kali, kemudian disusul dengan kemunculan orang yang tak dinyana oleh Seungyoun sendiri.

“Kak... ngapain?” Seungyoun menelengkan kepala.

Give me a second?” lelaki itu mengulurkan tangannya.

Dan Seungyoun menyambutnya, hangat.

Di hall mall, seseorang memberinya satu bunga, disusul dengan banyak bunga yang lainnya. Setiap orang, membawa bunga yang berbeda, membuatnya seperti menenteng satu buket.

Tak kalah mengejutkannya lagi, kali ini temannya menari, Soonyoung menari di tengah-tengah hall, kemudian menjadi kerumunan. Diiringi dengan nyanyian lelakinya, Han Seungwoo.

Yellow diamonds in the light Now we're standing side by side As your shadow crosses mine What it takes to come alive

Genggaman tangan mereka mengerat, dingin kalau Seungyoun boleh bilang, nervous ternyata.

It's the way I'm feeling I just can't deny But I've gotta let it go

We found love in a hopeless place We found love in a hopeless place We found love in a hopeless place We found love in a hopeless place

Kali ini, jemarinya terlepas perlahan, Seungwoo ikut menari dalam kerumunan. Hingga lagu berakhir, Seungyoun masih berdiri, kepalanya bergerak mengikuti irama. Ia tersenyum, dengan mata yang berkaca-kaca.

Keramaian itu kini lengang, menyisakan suara napas tipis-tipis dari sekian banyaknya orang. Musiknya kini memelan, berganti dengan dentingan piano instrumental.

Seungwoo mendekat, membiarkan magnet Seungyoun menariknya, telak. Berdiri dengan canggung, namun mencoba mengumpulkan seluruh keberanian yang ia miliki.

And yes, Seungyoun, you are,” menarik napasnya yang terengah, “the one, you always have been,” berlutut, dan mengambil kedua tangan Seungyoun untuk ia genggam, menarik napas kembali, “loving you and being love by you, makes everythings better.

Berhenti sejenak, dan ia mengambil sesuatu dari saku dalam jaketnya, “I love you with everything i am,” suaranya bergetar, hampir menangis, “and everything ever i hope to be.” tarikan napasnya kali ini lebih panjang, “so, you do me the honour becoming my husband?” menahan tarikan udara dalam paru-parunya, mengharap jawaban dari terkasihnya.

Seungyoun tersenyum, meremas talian jemari mereka, matanya tertutup pelan, satu air mata lolos, dan dengan lirih, “yes, Kak.”

Kemudian gemuruh tepuk tangan memenuhi hall mall yang tadi lengang. Sorakannya memekakkan telinga Seungyoun.

Seungwoo peluk lelaki di hadapannya, “maaf membuatmu menunggu lama,” dikecupnya kening Seungyoun.

“Iya, lama sekali, Kak,” candanya menghasilkan tawa.

“Udah ya, Youn. Ngga usah nungguin tiga tahun lagi looo!! Lagian kalo nambah, ntar keburu anak gue masuk SMP.” Soonyoung menepuk pundak Seungwoo dan Seungyoun.

“Ngga selama itu juga kali, Soonyoung,” Seungwoo tersenyum malu.

Pelukan mereka terurai untuk mendapat ucapan selamat dari banyak orang yang mengitari mereka. Yang bahkan tidak sedikit yang Seungyoun tidak kenal.

“Mereka siapa aja deh, Kak?”

Setelah menyalami orang terakhir, Seungwoo menuntun Seungyoun menepi, “mahasiswa dan mahasiswiku.”

“Hm?” Seungyoun mengangkat alis, “Soonyoung?”

“Haha,” Seungwoo tertawa pelan, “itu sih, aku minta tolong murid Soonyoung juga, hehe,” cengirnya.

Seungyoun tidak mampu melunturkan tarikan bibirnya, membentuk lengkungan indah sedari tadi. “Makasih, Kak.”

Seungwoo menggeleng, “aku yang makasih, dan beneran, I'm sorry make you wait until five years

“Engga apa-apa, lagian sebenernya aku juga udah beli cincin. Besok temenin aku balikin cincinnya ke toko perhiasan ya.”

“Hah? Kok dibalikin? Dan kapan kamu rencanain ini?”

Seungyoun mengunci lengan mereka, “ya balikin aja, kamu udah mau berani lamar aku soalnya. Dengan semua effort kaya gini pula. Kalo aku paling aku ajak fine dining doank.”

Seungwoo menoleh, kali ini mengambil ciuman dari bibir Seungyoun dengan seluruh cintanya.

.

.

Selamat Seungwoo!!! lamaranmu berhasil!!

.

.

.

“Tuh kan, Wonuuuuuu!! Kakak kamu lupa beliin aku satu set boneka harimaunya daisoo!!!! Ihhhhh!!!”

Wonwoo tertawa dengan tingkah suaminya, “Kak Seungwoo udah ngasih aku uang buat beli itu kali, Yang.” Wonwoo menyeret Soonyoung yang hampir menyusul Seungwoo dan Seungyoun.

“Beneran?!? Ayok beli!”

Semangat sekali, Wonwoo menggeleng maklum. Mendekap pinggang Soonyoung untuk menjauh, memberikan waktu untuk Seungwoo juga Seungyoun merayakan keberhasilan mereka yang saling menunggu. Sembari diam-diam berdoa agar dikarunai kebahagiaan yang memang layak mereka dapatkan.

Sekali lagi, Selamat Kak Seungwoo dan Seungyoun!!!

.

.

.

ps. haaaiii, kayanya udah lama banget aku engga ketemu kaliaaannn, kangen banget heeyyyy. dan well, maaf kalo ceritanya kurang memuaskan yaaaa. see you soon!!!

ib. we found love, glee.

@coffielicious