Rooftop ─
Hari ini, satu diantara sekian hari yang akan Seungwoo lingkari besar-besar di kalender.
“Mas, udah?”
Itu, suaminya. Lelaki pujaan Seungwoo yang beberapa hari ini menjadi suaminya.
“Udah, dek. Berangkat sekarang?”
Anggukan yang Seungwoo terima membuatnya menginjak pedal gas mobil mereka.
.
Hari ini mereka resmi pindah. Pindah untuk menghuni rumah yang mereka beli dari hasil jerih payah berdua.
Seungwoo tersenyum puas melihat Seungyoun yang berlari memasuki rumah baru mereka dengan ceria.
Truk pengangkut barang-barang sudah sampai terlebih dahulu. Jadi, tugas mereka adalah menatanya.
“Dek, ga mau istirahat dulu?”
“Ga usah, Mas. Nanti keburu males. Apa Mas mau rehat dulu? Biar Adek yang beberes.”
“Engga, ayo beberes bareng.”
Menepuk ubun-ubun Seungyoun pelan sebelum memasukkan dalam pelukannya.
“Lucu banget sih, suami siapa.”
“Suaminya Mas Seungwoo.”
Jawaban polosnya membuat Seungwoo gemas setengah mati. Mengigit pipi milik suaminya agar semakin menggembil.
“Sakit, Mas. Udah ih, ayo beberes.”
.
“Dek, udah jam 1 pagi ternyata. Udahan yuk.”
Seungyoun meregangkan tubuhnya. Dibalas kretekan tulang mengeluh lelah di beberapa bagian.
“Ke atap dulu, Mas. Pengen liat.”
“Boleh.”
Membawa salah satu tangan Seungyoun dalam genggaman.
Memukan satu ranjang usang di atap rumah baru mereka.
Membersihkannya dengan lap yang ada di sekitar mereka.
Merebah, menghadap langit penuh bintang dalam proyeksi manik mereka.
“Cerah banget, Mas.”
“Iya, kaya kamu di hidup Mas.”
“Apa deh.”
Seungyoun mengambil ponsel miliknya, memilih memutar lagu untuk mereka bagi.
Seungwoo memiringkan diri, menemukan Seungyoun yang memandang langit. Sempurna. Mereka, langit juga Seungyounnya, sempurna.
Jemarinya terangkat, merapikan helai surai yang mampir di pipinya tak tahu malu.
Senyuman mereka tercipta dengan sendirinya, saling berbagi cerita tentang hari yang mereka lalui.
Satu lagu terputar.
'I Can't Help Falling in Love with You'
Seungwoo membawa Seungyoun bangun dari rebah.
Membawa pinggang dalam genggam. Menumpukan yang lainnya pada bahu kokoh sebagai penopang.
Kaki mereka bergerak halus mengikuti irama.
Seperti air sungai yang mengalir menuju muara.
Seperti itu pula cinta mereka.
Bertukar selayang pandang. Senyum malu tak lupa tersematkan.
Tertawa kemudian. Tergelak bahagia.
Diiringi irama dengan kata. Bumantara lengkap dengan lintangnya. Juga dua hati yang siap untuk berbagi hingga ujung usia.
Seungwoo meraihnya, meraih bibir di depannya dengan miliknya. Menyalurkan seluruh asa dalam raga. Merengkuhnya dengan segala kuasa.
“Aku mencintaimu.”
.
.
©coffielicious